Dilarang ngejiplak post by:ADMIN <!--Can't find substitution for tag [blog.PAGEtitle]-->
THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

24 Nov 2010

Pemuda dalam Kemerdekaan Teknologi

Di manapun di negeri ini, perubahan itu datang dari orang muda." Itulah yang dikatakan seorang Profesor kepada Saya beberapa waktu lalu. Jika kita melihat jauh ke belakang, perjuangan kemerdekaan Indonesia tak bisa dilepaskan dari semangat kaum mudanya. Beralihnya kekuasaan dari Orde Baru juga karena kekuatan generasi muda (mahasiswa), hingga kemudian tonggak reformasi berdiri di negara ini.

Bahkan Bung Karno, tokoh besar bangsa Indonesia pernah berkata. "Berikan Saya sepuluh pemuda, maka Saya akan mengubah dunia." Orang sekelas Bung Karno saja percaya dengan kekuatan kaum muda yang bisa membawa perubahan. Tentu saja, hal itu masih berlaku hingga saat ini, jika para generasi muda bisa mengejewantahkan semangat, optimisme, kedinamisan, dan jiwa revolusioner para kaum muda.

Di zaman yang serba berteknologi canggih sekarang, jiwa kaum muda tentu tak hanya sekedar semangat menggebu-gebu saja. Jiwa-jiwa yang penuh perubahan itu harus diselaraskan dengan penguasaan terhadap kemajuan teknologi. Karena kehidupan manusia sekarang sudah tak bisa lagi dipisahkan dari pergerakan dunia teknologi.

Information Communication Technology (ICT) atau teknologi komunikasi informasi adalah salah satu tonggak peradaban dunia saat ini. Mulai dari televisi, handphone, hingga internet sudah menjadi bagian dalam kehidupan kita. Malah teknologi mengambil satu posisi penting dalam kehidupan manusia. Alat-alat canggih tersebut sudah menjadi bagian pelengkap dalam perkembangan dunia, termasuk dalam refleksi jiwa kaum muda.

Dalam Digital Grown Up (2009), Dan Tapscott bertutur soal datangnya era konektivitas. Zaman di mana semua sendi kehidupan, dari yang substansial hingga hal remeh-temeh, terakomodasi pada medium teknologi koneksi sosial internet. Pertanyaan tentang buku baru atau harga sebuah buku, misalnya, tak lagi ditanyakan kepada teman kuliah yang baru pulang dari toko buku. Namun, cukup diketikkan kata kunci pada mesin pencari (search engine).

Menguasai Teknologi


Pemuda sebagai ujung tombak perubahan tentu harus bisa menguasai perkembangan teknologi ini. Pemuda harus mampu memanfaatkan teknologi untuk terus mengobarkan perubahan menuju kemajuan ke arah yang lebih baik bagi negeri ini. Karena perjuangan sekarang bukan lagi bergerilya di dalam hutan. Perjuangan di zaman serba canggih ini adalah peperangan dalam menguasai teknologi-teknologi serba mutakhir.

Tidak bisa kita pungkiri jika masih banyak masyarakat kita yang masih gagap dengan teknologi. Belum adanya kemerdekaan teknologi ini terutama terjadi di daerah-daerah pelosok yang pastinya belum tersentuh oleh alat-alat komunikasi dan informasi yang berbasis teknologi. Jangankan ingin memikirkan perkembangan teknologi, untuk memikirkan besok mau makan pakai apa sudah begitu banyak menyita waktu mereka.

Di sinilah kemudian muncul permasalahan jurang digital (digital divide) di tengah-tengah masyarakat kita. Banyak warga terutama di daerah-daerah di mana infrastruktur teknologi masih belum menyentuh kehidupan mereka, tentu saja tak mampu mengoperasionalkan perangkat teknologi tersebut. Kesenjangan ini nantinya tentu saja dapat merintangi laju perkembangan sosial dan ekonomi, serta meninggalkan wilayah-wilayah yang lebih miskin jauh di belakang.

Masalah digital divide semakin menyulitkan kita untuk mendapatkan kemerdekaan teknologi tersebut. Penerapan melek teknologi secara meluas di kalangan warga akan terasa lambat, karena ditambah lagi dengan sejumlah hambatan dalam aspek demografi, perilaku, budaya, fungsional, dan juga teknologi. Teknologi akhirnya menjadi penyebab jurang komunikasi yang semakin lebar di dalam masyarakat.

Pada bagian inilah kemudian tugas generasi muda bertambah satu lagi, membebaskan masyarakat Indonesia dari kebodohan akan teknologi tersebut. Kita sebagai pemuda harus ikut mendorong kebijakan untuk memasyarakatkan teknologi hingga ke seluruh pelosok Tanah Air. Kaum muda sebagai generasi pembawa perubahan, harus mampu membawa kehidupan masyarakat ke zaman teknologi canggih, tanpa membeda-bedakan golongannya. Sehingga, tak ada lagi masyarakat yang terjajah dalam perkembangan teknologi. Semua masyarakat pun bisa melanjutkan perjuangan di era digital ini.

Usaha ini memang sulit, tapi bukan berarti tidak bisa berhasil. Hanya memang membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengimplementasikannnya dan kemudian dapat melihat hasilnya. Selan itu, juga membutuhkan biaya yang lebih besar. Namun pastinya, tidak ada yang tidak bisa dilakukan. Semuanya harus dicoba. Tentu saja ini tanggung jawab yang besar bagi para generasi muda Indonesia, sebagai generasi pembawa perubahan.

Hati-hati


Kemerdekaan teknologi dalam judul di atas juga bisa bermakna ganda. Pertama, tentu saja soal penguasaan teknologi yang seharusnya dapat diaplikasikan oleh pemuda zaman sekarang dalam setiap sendi kehidupannya dan dalam bermasyarakat. Tentu juga dengan mendorong penguasaan teknologi tersebut bagi lingkungan sekitar dan mayarakat sendiri. Bagian ini sudah dibahas dalam pemaparan di atas.

Namun ada satu lagi makna yang bisa jadi muncul dalam mengartikan "kemerdekaan teknologi" tersebut. Soal siapa yang membutuhkan dan siapa yang dibutuhkan, akan teknologi dan oleh teknologi itu sendiri. Maksudnya, soal kebutuhan kita akan teknologi tersebut. Jangan sampai terjadi malah kita yang mengalami ketergantungan terhadap teknologi.

Sudah tidak heran lagi, melihat para pemuda di zaman sekarang malah dikuasai oleh teknologi itu sendiri. Semuanya ingin serba cepat dan instan, sehingga kemudian melupakan esensi proses dalam persoalan tersebut. Lihat saja dengan para pelajar yang misalnya lebih memilih melakukan copy-paste terhadap karya orang lain untuk menyelesaikan tugasnya, ketimbang membolak-balik dan membaca sebuah buku, kemudian mengetikkannya di komputer. Fenomena tersebut sudah tidak asing lagi di kalangan pelajar.

Atau, mungkin kasus terbaru soal ketergantungan terhadap teknologi adalah fenomena Facebook yang sedang mewabah ditengah-tengah generasi muda. Bayangkan saja, teknologi tak lagi untuk membangun perubahan bagi bangsa, tetapi malah membuat kaum muda berubah menjadi individualis. Semua orang sibuk ber-chatting-ria di Facebook, sehingga tak sempat lagi memikirkan apa yang akan dilakukannya untuk membangun bangsa. Bahkan budaya diskusi dan ngumpul bareng sudah mulai hilang ditelan fenomena Facebook.

Ini adalah salah satu bentuk ketergantungan kita terhadap teknologi. Pastinya hal ini terjadi karena kekurangsiapan kita untuk menerima kehadiran teknologi tersebut. Oleh karena itu, dari awal kaum muda harus sudah menyiapkan diri untuk menguasai teknologi tersebut, bukan malah sebaliknya, dikuasai  oleh teknologi.

Satu hal yang harus selalu diingat, teknologi diciptakan untuk membantu pekerjaan manusia agar lebih ringan. Bukan berarti hal tersebut agar kita melupakan proses dari pekerjaan tersebut. Apalagi jika kita malah mengalami ketergantungan terhadap teknologi itu sendiri. Lebih parahnya tentu saja ketika ada pihak-pihak yang malah menyalahgunakan teknologi tersebut untuk hal-hal yang tidak berguna, bahkan untuk tindakan kriminal.

Pastinya, kita sebagai pemuda harus terbebas dari kebodohan dan cengkeraman teknologi itu sendiri. Bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, revolusi internet adalah sebuah peluang dan juga sebuah ancaman. Pemuda generasi penerus bangsa harus memperhatikan itu.

23 Nov 2010

Pemuda Meurebo Menggalang Teknologi

Kalimat-kalimat di atas adalah kalimat pernah saya dengar dari sejumlah teman yang sedang berbicara soal Pelatihan diikuti oleh 15 orang pemuda-pemudi dari kalangan warga tidak mampu di Meurebo [Dok. Tim P4 Aceh Barat, P4 NAD PNPM Mandiri Perkotaan]komputer. Sekalipun saya ada bersama teman-teman tersebut, saya tidak dapat mengerti arah percakapan tersebut. Alasannya, sederhana saja. Saya tidak mengerti.
Meski demikian, saya tidak menunjukkan ketidaktahuan saya. Saya hanya diam saja. Bingung, malu dan sedih bercampur menjadi satu menyesali ketidaktahuan saya tentang alat yang sudah tersebar kemana-mana, namun saya belum dapat merasakannya, apalagi memahaminya.
Peristiwa itu terjadi kira-kira satu tahun yang lalu. Sekarang, sekalipun saya belum mahir menggunakan komputer, setidaknya saya sudah tidak perlu lagi malu kalau mendengar percakapan teman-teman saya tentang komputer. Jika ada kalimat yang tidak dimengerti, saya tidak segan bertanya kepada mereka, dan teman-teman saya pun tahu bahwa saya sudah dapat mengoperasikan komputer.
Perubahan yang saya alami itu tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui jalan panjang. Awalnya, saya cuma seorang anak muda yang tidak terlalu aktif dalam program yang ada di desa. Setelah saya mengalami dan merasakan manfaatnya secara langsung, kini saya bersyukur dan berterima kasih dengan adanya Program Penguatan Partisipasi Perempuan (P4) yang ada di desa saya.
Melalui program tersebut, dilaksanakan kegiatan yang ditujukan bagi anak-anak muda untuk belajar komputer dalam bentuk kursus singkat selama tiga bulan. Saya adalah salah satu peserta yang mengikuti kursus itu. Terima kasih P4!
“Hari gini, masih gaptek (gagap teknologi—red)!” Begitu istilah modern di kalangan muda saat ini. Dengan kata lain, “malu dong, ketinggalan zaman!” Sekarang, mendengar kalimat ini, saya tidak malu lagi. Begitu juga para pemuda di desa Meurebo, kecamatan Meurebo, yang telah mengikuti pelatihan komputer P4. Kalimat tadi hanya tinggal kenangan dan menjadi pemicu kami untuk menguasai teknologi secara lebih maju lagi.
Pemuda-pemudi gampong Meureubo yang merupakan ibukota kecamatan Meureubo, tak mau dikatakan gaptek. Oleh karena itu untuk peningkatan pengetahuan tentang teknologi mereka berencana mengusulkan diadakannya pelatihan komputer di desa. Usulan itu disampaikan melalui Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Sama Meupakat, desa Meureubo, sehingga menjadi prioritas dalam BLM P4 tahap 1. Pelatihan itu sendiri dilaksanakan oleh KSM Canggih.
[Dok. Tim P4 Aceh Barat, P4 NAD PNPM Mandiri Perkotaan]Berdasar informasi dari fasilitator dan ketua KSM Canggih, dana pelatihan komputer berasal dari BLM tahap 1 P4 sebesar Rp 8 juta. Peserta pelatihan, termasuk saya, berjumlah 15 orang berlangsung selama tiga bulan.
Kami belajar dari komputer dasar (tingkat basic) sampai pada akhirnya kami dapat mengoperasikan komputer dan dapat menjalankan program office. Saat ini saya memang belum bekerja yang sifatnya menetap. Tetapi, dengan semakin berkembangnya kemampuan dalam menambah keterampilan untuk memperkuat daya saing tenaga kerja, saya yakin dapat maju dengan menguasai teknologi, khususnya komputer.
Teman-teman peserta pelatihan lainnya juga mengaku sangat terbantu dengan terselenggaranya pelatihan tersebut. Mereka dapat menerapkan materi yang didapat, dalam kegiatan mereka sendiri, baik bagi yang berstatus pelajar (mahasiswa) maupun yang telah bekerja, bahkan bagi saya yang belum bekerja.
Sungguh ini mimpi yang menjadi kenyataan bagi warga kurang mampu di desa Meureubo. Tidak perlu bersusah-payah mengeluarkan biaya bagi mereka yang ingin menggalang teknologi di era globalisasi ini. Para pemuda ini begitu antusias dan serius selama mengikuti pelatihan. Mengingat, hal ini kelak dapat menjadi modal diri dalam mencari pekerjaan, mengurangi angka pengangguran di desa wilayah, sehingga mampu meningkatkan pendapatan keluarga.
Selain itu, para peserta diharapkan kelak mampu membimbing anak-anak sekolah dalam mengalang teknologi yang sama guna menambah pengetahuan teknologi bagi mereka. Minimnya pengetahuan teknologi bagi warga miskin memang menjadi perhatian khusus. Tentunya, life skill dari program pemerintah semacam ini selayaknya didukung oleh semua pihak. (Hamzah Mustofa, Peserta pelatihan komputer P4 NAD, PNPM Mandiri Perkotaan; Firstavina)

22 Nov 2010

Peran Teknologi Informasi dalam Bidang Pemerintahan

Hampir setiap perkantoran maupun instansi pemerintah telah menggunakan komputer. Penggunaannya mulai dari sekedar untuk mengolah data administrasi tata usaha, pelayanan masyarakat (public services), pengolahan dan dokumentasi data penduduk, perencanaan, statistika, pengambilan keputusan, dan lain-lain.

E-Government adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain. Penggunaan teknologi informasi ini kemudian menghasilkan hubungan bentuk baru seperti: G2C (Government to Citizen), G2B (Government to Business), dan G2G (Government to Government). Bahkan saat ini dengan adanya e-government, komputer memiliki peran yang sangat penting bagi pemerintah untuk melakukan sosialisasi berbagai kebijakan, melakukan pemberdayaan masyarakat, termasuk kerjasama antar pemerintah, masyarakat, dan pelaku bisnis, memperkenalkan potensi wilayah dan parawisata, dan sebagainya.

Dimungkinkan bahwa teknologi informasi dalam masa yang akan datang akan digunakan untuk pengambilan keputusan politik, misalnya untuk pemilihan umum yang konsep tersebut telah muncul di beberapa negara maju. Selain itu masyarakat bisa menyampaikan aspirasi secara langsung kepada para eksekutif dan legislatif pemerintah melalui e-mail atau forum elektronik melalui web yang dibangun pemerintah setempat.

E-government mengacu pada penggunaan teknologi informasi oleh pemerintahan, seperti menggunakan intranet dan internet, yang mempunyai kemampuan menghubungkan keperluan penduduk, bisnis dan kegiatan lainnya. Bisa merupakan suatu proses transaksi bisnis antara publik dengan pemerintah melalui sistem otomasi dan jaringan internet, lebih umum lagi dikenal sebagai world wide web.

Pada intinya e-government adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain. Manfaat e-government yang dapat dirasakan antara lain:

* Pelayanan servis yang lebih baik kepada masyarakat
Informasi dapat disediakan 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, tanpa harus menunggu dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor pemerintahan.

* Peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum
Adanya keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik. Keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kekesalan dari semua pihak.

* Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh
Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data-data tentang sekolah: jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade, dan sebagainya, dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang tua untuk memilihkan sekolah yang pas untuk anaknya.

* Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien
Sebagai contoh, koordinasi pemerintahan dapat dilakukan melalui e-mail atau bahkan video conference. Bagi Indonesia yang luas areanya sangat besar, hal ini sangat membantu. Tanya jawab, koordinasi, diskusi antara pimpinan daerah dapat dilakukan tanpa kesemuanya harus berada pada lokasi fisik yang sama. Tidak lagi semua harus terbang ke Jakarta untuk pertemuan yang hanya berlangsung satu atau dua jam saja.

Peran Teknologi Informasi dalam Bidang Pendidikan

Dalam dunia pendidikan kita di masa kini, teknologi membawa dampak yang sangat kuat. Nyaris semua bidang pendidikan masa kini sudah tersentuh oleh teknologi. Mulai dari yang paling sederhana sekalipun sudah tersentuh oleh teknologi.

Contohnya adalah adanya sebuah web site ataupun web log yang mengusung tema pendidikan dengan segala pernak-perniknya. Semua hal yang bersifat pendidikan diulas dan dibahas habis sampai ke akarnya.

Contoh dari web site yang mengusung tema pendidikan misalnya http://www.e-smartschool.com/, http://www.e-dukasi.net, dan lain-lain. Web-web tersebut konsisten mengusung pendidikan sebagai temanya. Apapun alasan dibalik realita tersebut tidaklah jadi soal. Yang paling utama dari semua itu adalah bahwa pendidikan yang notabene hal membosankan bagi kebanyakan orang, ternyata masih mendapatkan tempat.

Contoh lain adalah :
1. Peralatan kelas. Proyektor : membuat materi pelajaran makin mudah dimengerti. Pengeras suara : makin banyak peserta bisa mengikuti di kelas.

2. Internet. Materi pelajaran tersedia dimana-mana. Lo bisa ikut liat rekaman kuliah universitas di Amerika lewat youtube. Dari internet ini juga siswa-siswa di daerah bisa ngikuti perkembangan bidang ilmu mereka. Lewat internet, siswa bisa download buku teks (kalo ada), trus bisa cari jurnal (lewat langganan atau minta langsung ke penulisnya).

3. Administrasi. Gw denger sekarang di banyak sekolah siswa bisa ngurus administrasinya lewat internet ya, misalnya ngurus DNS. Kemajuan di bidang perbankan juga bikin siswa bisa bayar sekolah lewat autodebet.
Namun peranan teknologi di zaman kini belumlah bisa dimaksimalkan oleh pemuda kita. Sebagai bukti, tengok prestasi kaum pendahulu kita dengan segala keterbatasannya. Bandingkan dengan semakin manjanya pemuda kita dengan teknologi tetapi kurang prestasi. Bukan maksud untuk mengecilkan peranan pemuda masa kini, tetapi paling tidak semoga tulisan ini mampu membangkitkan semangat pendidikan di era teknologi.

Peran Teknologi Informasi dalam Bidang Komersial

Meningkatnya permintaan dari sektor bisnis akan sarana untuk mengontrol informasi, khususnya yang terkait dengan kegiatan produksi dan distribusi, menjadi pemacu utama pengembangan aplikasi dari telematika (telematics).

Di awal perkembangannya (seabad yang lalu), aplikasi-aplikasi ini didorong oleh kebutuhan-kebutuhan di sektor bisnis, seperti computer-aided design (CAD), remote sensing devices, management information systems, dan data bases. Tetapi baru pada era 1960-an teknologi komputer dan teknologi elektronik melebur dengan teknologi broadcasting dan telekomunikasi berbasis kabel.

A. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Perusahaan.

Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi banyak digunakan para usahawan. Kebutuhan efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku usaha merasa perlu menerapkan teknologi informasi dalam lingkungan kerja. Penerapan Teknologi Informasi dan

Komunikasi menyebabkan perubahan bada kebiasaan kerja. Misalnyapenerapan Enterprice Resource Planning (ERP). ERP adalah salahsatu aplikasi perangkat lunak yang mencakup sistem manajemen dalam perusahaan, cara lama kebanyakan.

B. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Bisnis.

Dalam dunia bisnis Teknologi Informasi dan Komunikasi dimanfaatkan untuk perdagangan secara elektronik atau dikenal sebagai E-Commerce. E-Commerce adalah perdagangan menggunakan jaringan komunikasi internet.

C. Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Perbankan.

Dalam dunia perbankan Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah diterapkannya transaksi perbankan lewat internet atau dikenal dengan Internet Banking. Beberapa transaksi yang dapat dilakukan melalui Internet Banking antara lain transfer uang, pengecekan saldo,pemindahbukuan, pembayaran tagihan, dan informasi rekening.

Peran Teknologi Informasi dalam Bidang Sosial

Telah diramalkan oleh para ahli jaman dahulu dan diyakini oleh masyarakat saat ini bahwa kemajuan teknologi dapat berperan sebagai alat pengubah. Sejarah membuktikan evolusi teknologi selalu terjadi sebagai tujuan atas hasil upaya keras para jenius yang pada gilirannya temuan teknologi tersebut diaplikasikan untuk memperoleh kemudahan dalam aktivitas kehidupan dan selanjutnya memperoleh manfaat dari padanya.

Ilmu pengetahuan dasar seperti fisika, matematika, kimia, menjadi modal utama dalam memecahkan persoalan dan menciptakan teknologi. Tahapan berikutnya, temuan teknologi ini diperkenalkan kepada masyarakat dan jika terbukti dapat membantu memudahkan aktivitas manusia kemudian memasuki tahap komersial. Mereka yang mampu memiliki teknologi menjadi penerima manfaat (beneficiaries) teknologi, sedangkan yang tidak mampu berada pada lingkaran luar penerima manfaat teknologi.

Kondisi mampu dan tidak mampu dalam memiliki teknologi inilah yang menjadi penyebab awal (primal causal) dari kesenjangan ekonomi dan sosial. Mereka yang mampu menghasilkan teknologi dan sekaligus memanfaatkan teknologi memiliki peluang yang lebih besar untuk mengelola sumber daya ekonomi, sementara yang tidak memiliki teknologi harus puas sebagai penonton saja. Akibatnya, yang kaya semakin kaya, yang miskin tetap miskin. Pada sisi gelap, teknologi dapat dituduh sebagai penyebab kesenjangan ekonomi dan sosial.

Keadaan inilah yang kemudian memunculkan ide perlunya pemerataan pemanfaatan teknologi hingga ke masyarakat yang bila secara individu tidak mampu memilikinya. Upaya menciptakan teknologi tepat guna di sektor pertanian, perikanan, dan industri rumahan (home industry) yang berbiaya murah dan dapat diterapkan oleh mereka yang berpendidikan rendah pernah menjadi agenda nasional di berbagai belahan dunia, khususnya di kalangan negara sedang membangun. Teknologi tepat guna menjadi tidak popular lagi menyusul semakin kompleksnya tatanan sosial serta munculnya produk teknologi menengah yang dapat dibuat secara massal dan berharga murah. Efek substitusi inilah yang mematikan upaya dibangunnya teknologi tepat guna di pedesaan.

Pemanfaatan bersama sumber daya teknologi menjadi solusi yang ditawarkan banyak pihak guna mengatasi keterbatasan daya beli terhadap teknologi. Termasuk dalam konsep ini adalah disediakannya angkutan massa di perkotaan atau dalam bidang layanan informasi adanya Community Access Center (CAP) dalam bentuk Warung Telekomunikasi (Wartel) dan Warung Internet (Warnet). Fakta menunjukkan bahwa anggota masyarakat tidak perlu harus memiliki teknologi untuk dapat menikmati manfaat teknologi. Dengan demikian yang penggunaan bersama sumber daya teknologi ini menjawab pernyataan mendasar, yang menjadi persoalan bukan pada kepemilikan atas teknologi tetapi akses kepada teknologi dan bagaimana masyarakat dapat seoptimal mungkin menggunakan teknologi untuk memperbaiki taraf hidupnya.

Persoalan yang menyertai keinginan ini adalah keterbatasan daya beli, baik untuk mengadakan penelitian dan pengembangan, pengadaan bahan baku, maupun pembuatan dalam skala produksi tertentu. Pada tataran mikro, dorongan memiliki teknologi yang terdapat pada individu dapat memicu tindakan kriminal atau tidak bertanggung jawab lainnya. Sementara pada tataran agregat, menjadi tugas pemerintah untuk membantu tersedianya teknologi tertentu yang dapat memudahkan kehidupan manusia. Strategi dan Kebijakan publik diperlukan untuk mengakomodasi persoalan teknologi sebagai ends ini.

Di antara bermacam teknologi, di tengah konteks pergulatan antara kemajuan di bidang sosial dan teknologi serta interaksi saling pengaruh di antara keduanya, TIK menempati peran sentral. Isu globalisasi, semakin cepat meluas keseluruh penjuru dunia karena fasilitasi TIK. Apa saja yang terjadi di berbagai bagian di planet ini menjadi semakin cepat tersebar dan mudah diketahui dengan memanfaatkan TIK. Semua ini menjadikan TIK sebagai agen perubahan yang mengubah tatanan sosial kehidupan manusia di seluruh dunia.

Peran Teknologi Informasi dalam Bidang Militer

Kemajuan pesat teknologi informasi secara khusus diimplementasikan dalam konsep yang disebut Perang Informasi (Information Warfare), yang menjadi landasan penting bagi pengembangan doktrin militer di masa datang.

Dengan demikian teknologi informasi akan sangat berpengaruh terhadap perubahan strategi militer. Hal ini bisa dilihat dari dua sisi. Pertama, dari sisi komandan, Teknologi Informasi dapat membantu menyediakan informasi potensial lebih cepat dan banyak melalui rantai komando dan pengendalian untuk mempercepat pengambilan keputusan. Kedua, dari sisi kemampuan pasukan, Teknologi Informasi memungkinkan pasukan mendapat informasi pada waktu dan tempat yang tepat, sehingga akan mengurangi apa yang oleh Clausewitz disebut "kabut perang", dan juga membuat pasukan menjadi lebih fleksibel.


Implementasi dari teknologi informasi secara umum adalah berupa konsep Revolution in Military Affairs (RMA). RMA membahas konsep lingkup perang di masa yang akan datang, yaitu precision strike, dominating maneuver, space warfare, dan information warfare.

Sesuai asas manajemen, teknologi informasi membuat organisasi militer dapat sedikit melonggarkan pengendalian. Teknologi Informasi memungkinkan kekuasaan pengambilan keputusan diserahkan pada tingkat serendah mungkin.

Dalam pengertian integrasi sistem, Teknologi Informasi membuat kompleksitas pada organisasi militer lebih berat dari pada sebelumnya. Kompleksitas ini dapat diatasi dengan menggunakan peranti lunak yang dirancang untuk keperluan tersebut terutama perkembangan pesat pada peranti lunak data base.

Dalam hal infrastruktur, militer yang baru memembutuhkan jaringan informasi yang dengan band width besar. Sebagai contoh Perang Teluk, infrastruktur yang digelar mampu menampung 700.000 sambungan telepon, 152.000 pesan setiap hari, dan menggunakan 30.000 frekuensi radio.

Karya Pemuda dlm TI

Para pemuda Indonesia diminta untuk terus memacu diri agar selalu berprestasi. Karena setiap karya dan prestasi dari segala bidang selalu mendapatkan perhatian serta apresiasi dalam bentuk penghargaan.

Akhmad Zainuri, 23 tahun, pemuda asal Malang ini berhasil menciptakan Brailevoice yakni keyboard komputer dengan huruf brailie yang dapat mengelurkan suara huruf sesuai dengan tombol yang ditekan.

Bukan hanya itu, pemuda lulusan fakultas tehnik Brawijaya ini juga menciptakan alat yang berkerja secara otomatis untuk menurunkan kadar air dalam madu.

Zainuri merupakan salah satu dari 10 pemuda berprestasi atau Pandu (Pemuda Andalan Nusantara) yang menerima penghargaan dari Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga.

"Mereka harus kosisten menjalan karyanya selama paling sedikit 2 tahun," ujar Menteri Pemuda dan Olahraga, Adhyaksa Dault di Jakarta.

Menurutnya, proses penyeleksian dilakukan di seluruh daerah Indonesia. Seluruh pemuda prestasi dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, teknologi, wirausaha, budaya, dan pariwisata disaring untuk memilih yang terbaik.

Berikut 10 pemuda berprestasi yang mendapatkan penghargaan:

1. Dwi Ratnasari (Surabaya) dengan karya membuat alat yang dapat mendeteksi kolesterol tinggi.

2. Akhmad Zainuri (Malang) dengan hasil karya Keyboard komputer untuk Tunanetra.

3. Nyono Edi Purnomo Slamet (Blitar) dengan hasil karya Gendhang Sentul untuk mempupuk rasa persatuan, seni dan budaya.

4. Tri Wahyuni (Nganjuk) Kepedulian kemajuan Iptek dan Imtaq di Pemuda.

5. Joko Istiyanto (Klaten) menciptakan alat untuk mengefesienkan BBM dan peningkatan performa mesin.

6. Syammahfuz Chazali (Yogyakarta) Pemanfaatan konpos dari industri perternakan sapi sebagai bahan campuran aneka kerajinan grabah.

7. Jihad Keni Prasetya Rini (Yogyakarta) menciptakan Mendong berupa box, frame foto dan kap lampu.

8. Arwit Radiani (Yogyakarta) membuat konveksi dari pengolahan limbah kain/kaos yang berupa kain perca menjadi pakaian modis.

9. Rianto Purnomo (Purworejo) melestarikan paseban, seni tradisi seniman Bagelan.

10. Irma Suryanti (Kebumen) membuat konveksi dan kerajinan tangan dari bahan kain yang memperkerjakan orang-orang cacat.

Peran Pemuda dalam Bidang Teknologi

Dalam era globalisasi yang penuh persaingan ini, kekuatan ekonomi suatu negara sesungguhnya berakar dari kemampuan teknologi dan inovasi yang dimiliki bangsa tersebut. Karena itu, untuk mendorong akselerasi kemakmuran bangsa, maka kekuatan Iptek dan inovasi bangsa tersebut perlu ditempatkan menjadi penghela utama kekuatan ekonomi. Pemuda dengan dipelopori para mahasiswa, harus dapat mengambil peran penting dalam perkembangan Iptek di masa mendatang.

Pemuda juga harus mampu menciptakan suatu teknologi yang bisa melambungkan nama Indonesia ke dunia internasional. Dengan tenaga yang masih energik, pemuda bisa bekerja ekstra keras untuk menciptakan suatu teknologi. Pemuda juga tidak cepat puas, jadi mereka akan selalu menghasilkan karya-karya teknologi dengan kualitas terbaik.

Karena itu, kami membuat dampak-dampak positif dan negatif dari kemajuan teknologi dalam kehidupan manusia Dari beberapa pengertian di atas nampak bahwa kehidupan manusia tidak terlepas dari adanya teknologi. Artinya, bahwa teknologi merupakan keseluruhan cara yang secara rasional mengarah pada ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia.

Dampak Positif Tekonologi Informasi

Kita tahu bahwa dampak teknologi informasi sangatlah besar. Banyak informasi yang bisa kita unduh, bisa dari dalam negeri maupun luar negeri. Dengan informasi yang begitu cepat, teknologi informasi mempunyai dampak positif.

Contoh dampak positif teknologi informasi:

1. Internet sebagai media komunikasi, merupakan fungsi internet yang paling banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia.

2. Media pertukaran data, dengan menggunakan email, newsgroup, ftp dan www (world wide web รข€“ jaringan situs-situs web) para pengguna internet di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah.

3. Media untuk mencari informasi atau data, perkembangan internet yang pesat, menjadikan www sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan akurat.

4. Kemudahan memperoleh informasi yang ada di internet sehingga manusia tahu apa saja yang terjadi.

5. Bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk bidang pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain.

6. Kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangan sehingga tidak perlu pergi menuju ke tempat penawaran/penjualan.

 
Terima kasih atas kunjungan nya By:ADMIN